Rabu, 23 Oktober 2013

Analisis Kinerja Operasional Bis Kota di Bengkulu

Analisis Kinerja Operasional Bis Kota di Bengkulu 

Oleh: Priyadi Hengki  

Abstract 

Indispensable requirement of public transport in urban areas, this is due to the population in 
urban areas are generally very dense, so it has a high mobility in living day-to-day activities. 
That is basically the use of public transport vehicles, passenger requires an adequate level of 
service that includes travel time, waiting time, safety and comfort is assured during the trip. 
Conditions of service of public transport system in the city of Bengkulu at this time in general 
is still far from the expected. This study is expected to provide input to improve operational 
performance in Bengkulu. Transport capacity per bus (Standard 40-85) For all transport 
capacity into the standard to which all routes: 49 passengers-68 passengers per bus. Number 
of passengers carried per bus/day (1000 to 1200 Standart passengers/day). Accidents per 
100,000 miles bis (Standard 0.5-2 times). For the entire bus fleet is equal to 0.2439 times the 
range that is below standard so high safety level. 

Keywords: Public transport, level of safety, service levels

Pendahuluan

Pertumbuhan ekonomi dan urbanisasi yang terjadi pada akhir decade ini, mengakibatkan
jumlah penduduk di daerah perkotaan tumbuh dengan pesat. Seiring dengan perkembangan
dan pertumbuhan penduduk di atas, maka terjadi pula peningkatan kegiatan penduduk,
intensitas pergerakan penduduk serta kebutuhan ruang di daerah perkotaan. Pada kota-kota
besar di negara sedang berkembang (termasuk kota-kota di Indonesia), ledakan penduduk
yang terjadi, juga diikuti dengan meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan bermotor di
daerah perkotaan. Karena terbatasnya finansial dan ruang (lahan) kota, perkembangan
pemilikan kendaraan yang pesat ini seringkali tidak diikuti oleh perkembangan prasarana jalan
dan kelengkapannya. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang umumnya menjadi
penyebab munculnya masalah-masalah transportasi perkotaan.
Sehubungan dengan masalah transportasi kota, Salim Abas (1993), mengklasifikasikan
sebagai berikut: 1) Manajemen lalu lintas; 2) Kecelakaan lalu lintas; 3) Tingkat penggunaan
angkutan umum yang melebihi kapasitas maksimum pada jam puncak (peak hour); 4) Tingkat
penggunaan angkutan umum yang sangat rendah pada jam non puncak (off peak hour); 5)
Kurangnya pelayanan bagi pedestrian (pejalan kaki); 6) Polusi udara dan suara serta, dan; 7)
Kesulitan parkir

0 komentar:

Posting Komentar